Hal pertama ketika kita mendengar kata orang Yahudi adalah mereka pintar diatas rata-rata manusia di dunia. produknya yang super duper hebat seperti : Processor Intel, Google, Nokia, Facebook, Senjata Nuklir dan masih banyak lagi. Selain dari realitas saat ini produk, ide dan kemajuan teknologi kaum Yahudi, kecerdasan otak bangsa Yahudi juga telah tertulis dalam kitab suci umat islam (Al Quran) bahwa Tuhan telah menjadikan bangsa mereka memiliki kelebihan diatas rata-rata manusia.

"Hai bangsa bani israel, ingatlah akan ni’mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat"
[Al Baqarah ayat 47]

Terlepas dari hal itu disisi lain ternyata kaum Yahudi memiliki kebiasaan unik dan cerdas yang melogiskan alasan kenapa mereka memiliki otak diatas rata-rata. Berikut ini Rahasia Kecerdasan mereka secara Logis dan Ilmiah:

PertamaX, pada saat kehamilan wanita-wanita Yahudi mengerjakan soal -soal ilmu pengetahuan sepeti kimia, fisika, matematika, astronomi, dan belajar mengingat ilmu sejarah sambil mengisi waktu luang.
Kedua, mereka selalu mengonsumsi minyak ikan. mereka percaya bahwa minyak ikan mampu merangsang lebih cepat kerja otak.
Ketiga, dalam hal menu makanan mereka tidak pernah menyajikan daging dan ikan dalam satu hidangan yang bersamaan. mereka percaya bahwa hidangan itu memperburuk pencernaan.
Keempat, lalu untuk menu sarapan pagi, mereka tidak langsung konsumsi karbohidrat melainkan buah-buahan agar waktu pagi tidak timbul mengantuk.
Kelima, setiap warga Yahudi, khususnya warga yahudi di Israel diwajibkan menguasai tiga bahasa yaitu hebrew, arab, dan inggris. Tiga bahasa yang memiliki perbedaan yang sangat jauh bahkan hingga ejaan tulisannya.
Keenam, pada system pendidikannya khususnya tingkat menengah mereka di paksa untuk belajar science serta wajib menghasilkan suatu produk, dan bukan sekedar riset ilmiah. Saat sekolah tinggi mereka diajarkan bisnis.
Terakhir, merokok merupakan hal tabu bagi seluruh masyarakat Yahudi. Mereka yakin nikotin memiliki multipoten untuk menimbulkan gannguan.

0 komentar:

Syirik Dosa Yang Tak Terampuni


Al-Hamdulillahi robbil 'alamiin, segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. amma ba'du.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang nasihat Luqman kepada putranya agar tidak berbuat syirik:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar." (QS. Luqman: 13)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am: 82)


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-Zumar: 65)

Tentang haramnya seorang musyrik masuk surga dijelaskan oleh firman Allah,

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maidah: 72)

Tentang dalil tidak adanya ampunan untuk orang musyrik di akhirat ditunjukkan firman Allah Ta'ala,

 إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.  Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. Al-Nisa': 48)


Adakah Taubat Bagi Pelaku Kesyirikan?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.  Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.  Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Zumar: 53)

Ayat ini berbicara tentang pelaku dosa dalam hukum dunia, sebagai kabar gembira bagi pelaku maksiat bahwa ia masih memiliki kesempatan untuk diampuni dosa jika bertaubat sebelum wafat. Bukan hanya dosa yang kategorinya maksiat saja, bahkan syirik pun masih ada kesempatan mendapat ampunan jika bertaubat sebelum wafat. Karena Allah menyebutkan, "Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya."

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً . يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً . إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَحِيماً

"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Furqan: 68-70)
Ayat di atas sangat jelas menunjukkan adanya ampunan Allah Ta'ala bagi semua dosa, sampai syirik, selama ia bertaubat sebelum wafat. Bahkan ayat menerangkan keutamaan besar bagi mereka yang bertaubat, yakni diganti keburukannya dengan kebaikan.

Hal ini berbeda dengan orang yang memberikan sesembahan kepada selain Allah dan tidak bertaubat darinya hingga wafat. Ia berjumpa dengan Allah dengan membawa dosa syirik tersebut, maka bagiannya adalah, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik." (QS. Al-Nisa': 48)

Adapun Hadits, sangat banyak sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang menjelaskan adanya harapan ampunan bagi pelaku kesyirikan yang bertaubat sebelum wafat. Di antaranya, hadits Qudsi yang dikeluarkan Imam al-Tirmidzi,

يا ابنَ آدم إنَّك لو أَتَيتَني بِقُرابِ الأرضِ خَطايا ، ثمَّ لَقِيتَني لا تُشركُ بي شَيئاً ، لأتيتُكَ بِقُرابها مغفرةً

"Wahai Anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, lalu engkau berjumpa dengan-Ku tanpa menyekutukan sesuatu dengan-Ku, pasti Aku akan datangkan kepadamu ampunan sebanyak itu."

Sahabat Jabir Radhiyallahu 'Anhu menuturkan, ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu bertanya, "Ya Rasulallah, apa dua hal yang paling menentukan?" Beliau menjawab,

مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ

"Siapa yang mati sedangkan ia tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga, pasti ia masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, pasti masuk neraka." (HR. Muslim)

Sedangkan diketahui, seseorang yang bertaubat dari dosa, ia laksana orang yang tidak melakukan dosa tersebut,

اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa." (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

____________________

Referensi:

http://www.voa-islam.com

1 komentar:

Ternyata Jadwal Shalat Shubuh Dibuat Pertama Kali oleh Kolonial Inggris dan Terbukti Keliru !!


Al-Sofwa; As-Syaikh Dr.Muhammad bin Musa Alu Nasr hafidzhahullah pada Senin 11 Oktober 2009 dalam acara Liqa Maftuh di Daurah Syar’iyyah ke-10 di Trawas Mojokerto pernah berkata terkait jadwal subuh yang terlalu cepat, ”30 menit itu terlalu banyak, kalau dikatakan selisihnya adalah 20 menit maka itu mungkin (beliau sepertinya tidak tahu Indonesia menggunakan sudut (-20°) sedangkan di Yordania (-18°), jadi berselisih 10 menit-red). Sebenarnya dahulu aku beranggapan problem ini hanya ada di negeri kami, Syam. Akan tetapi kemanapun aku pergi kujumpai problem ini. Suatu hal yang disayangkan…Aku tidak tahu siapa aktor di balik konspirasi terhadap umat Islam ini untuk merusak shalat mereka.”

Pertanyaan dan misteri di balik ini sedikit terkuak dan terungkap pada Kajian Koreksi Waktu Shubuh yang digelar di Masjid Al-Sofwa pada tanggal 26 Februari 2012 M/05 Rabi`uts Tsani 1433 H dengan pembicara al-Ustadz Agus Hasan Bashari, Lc. MAg yang telah melakukan observasi fajar shadiq di beberapa daerah di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bima, Lombok dan Bali, Papua dan daerah-daerah lainnya. Acara yang dihadiri sekitar 400-an orang ini juga menampilkan foto-foto hasil lima kali observasi fajar shadiq di Papua.

Memanglah sejak zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kaum muslimin senantiasa menentukan waktu-waktu sholat dengan cara melihat pergerakan matahari dan pergerakan benda-benda langit. Namun sejak pemerintah kolonial Inggris di Mesir menugaskan Lehman dan Melthe (1908-1909) untuk menetapkan penanggalan termasuk waktu-waktu shalat, kaum muslimin cenderung mengandalkan perhitungan tersebut dan mulai meninggalkan cara-cara tradisional yang mengandalkan pada fenomena alam.

Dr. Ismail Khalifah, pakar ilmu ukur Fakultas Teknik Universitas Al-Azhar Mesir dan Ketua Badan Otoritas Pengukuran Umum Mesir dalam tulisannya Muqaddimah Falakiyah halaman 8 menjelaskan,”Sesungguhnya Badan Otoritas Pengukuran Umum Mesir mengadakan perhitungan tentang jadwal shalat shubuh (fajar shadiq) ketika matahari dalam posisi (-19°) di bawah ufuk. Ini berdasarkan rekomendasi dua pakar asing, yaitu Lehman dan Melthe yang diperintahkan untuk mengadakan kajian di Aswan tentang syafaq pada musim hujan tahun 1908, keduanya menerbitkan hasil riset dan merekomendasikannya pada tahun 1909.”

Ketika itu penetapan ini diakui oleh masyarakat Mesir menyelisihi waktu-waktu shalat yang dipakai pada masa Muhammad Ali Basya dan Negara Turki Utsmaniyah yang mengandalkan bayangan matahari dan analoginya serta berdasarkan terbitnya fajar shadiq. Terlebih lagi penetapan ini juga berseberangan dengan ilmu astronomi yang mematok sudut (-18°) di bawah ufuk sebagai awal munculnya hamburan cahaya di atas langit.(Lihat Fajar Astronomi versi USNO ; juga lihat Definition of Twilight). Jadi penetapan Lehman dan Melthe benar-benar lebih dini dan jauh lebih malam dari kriteria ilmu astronomi itu sendiri. Hasil riset dua insinyur Inggris inilah yang akhirnya ditiru dan diterapkan oleh hampir semua negara muslim tanpa dilakukan observasi dan uji keilmiahan sebelumnya.

Pada tahun 1975 dengan alasan kehati-hatian, Saadoedin Djambek yang oleh sebagian orang disebut sebagai mujaddid al-hisab Indonesia menambah kriteria Mesir yang memang sudah menyalahi ilmu astronomi itu menjadi (-20°) di bawah ufuk sehingga menjadi semakin dini dan lebih malam lagi.(Silakan lihat kembali DKM Al-Sofwa Adakan Kajian Bulanan KOREKSI WAKTU SHALAT SHUBUH )

Sudah tepatkah penetapan sudut -20°, -19° ,-18° di bawah ufuk itu? Nyatanya di Inggris sendiri, yang berpatokan pada (-18°) di bawah ufuk untuk fajar astronomi, organisasi Islam di University of Anglia Norwich berdasarkan observasi yang melibatkan pakar astronomi menerapkan (-15°) untuk awal waktu shubuh! Demikian juga ISNA (Masyarakat Islam Amerika Utara) menetapakan (-15°) serta penelitian di Dahna’ (150 km dari Riyadh) Lembaga Penelitian Falak dan Geofisika Al-Malik Abdul Aziz di Madinah KSA pada tahun 2005 menemukan bukti bahwa waktu shubuh (fajar shadiq) muncul pada sudut (-14,6°) !!! (Hasil penelitian fajar shadiq dari para pakar di dunia selengkapnya silakan lihat buku Koreksi Awal Waktu Shubuh,2010).

Hasil observasi kaum muslimin di atas ternyata sejalan dengan temuan Tim Qiblati dan banyak tim privateer lainnya (juga Tim Depsos Al-Sofwa) yang telah melakukan observasi di berbagai wilayah di Indonesia yang menunjukkan bahwa fajar shadiq terlihat jelas pada posisi (-15°) sampai (-14°) di bawah ufuk atau sekira 20-25 menit setelah adzan shubuh waktu setempat. (Lihat pengamatan di Jayapura 1 ; Jayapura 2; Jayapura 3; Jayapura 4; Jayapura 5)

“Alhamdulillah, kami telah menulis surat resmi kepada Kementerian Agama dan MUI serta telah bertemu dengan Menteri Agama, Dirjen Kemennag dan Ketua-ketua dan pengurus harian MUI terkait permasalahan waktu shubuh dan mereka semua sangat apresiatif dan mendukung upaya-upaya observasi ilmiah untuk kemashlahatan umat,” kata al-Ustadz Agus Hasan Bashari, Lc. M.Ag. “Insya Allah, geliat perbaikan dan observasi berjalan terus dan semakin meningkat. Khususnya terkait dengan Mukernas Rukyatul Hilal Indonesia di Yogyakarta dan Musyawarah Kerja Badan Hisab dan Rukyat Kemennag mendatang,” tambah ustadz yang juga dijadwalkan sebagai salah satu pembicara pada acara tersebut.

Jadi setelah ini, tidakkah Anda dan keluarga Anda tergerak untuk melihat sendiri secara langsung fenomena alam yang menakjubkan ini? Tidak perlu setiap hari, cukup sesekali saja sehingga Anda dan keluarga Anda merasa nyaman dan bersyukur kepada Allah melihat tanda-tanda Kebesaran-Nya di alam semesta ini... (sd).

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 190-191)

لَعَّلَكُمْ سَتَدْرِكُوْنَ أقْوَامًا يُصَلُّوْنَ صَلاَةً لِغَيْرِ وَقْتِهَا فَإذَا أدْرَكْتُمُوْهُمْ فَصَلُّوْا فِيْ بُيُوْتِكُمْ فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ تَعْرِفُوْنَ ثُمَّ صَلُّوْا مَعَهُمْ وَاجْعَلُوْهَا سُبْحَةً.

"Barangkali kalian akan menjumpai kaum-kaum yang melakukan shalat di luar waktunya; jika kalian menjumpai mereka maka shalatlah di rumah-rumah kalian pada waktu yang kalian kenal, kemudian shalatlah bersama mereka dan jadikanlah itu sebagai sunnah.” (HR.Ahmad 1/379).


Silahkan download bukti-bukti hasil observasi berikut ini:

_____________________________________
http://www.alsofwah.or.id

3 komentar: