Baru !! Threaded Comments di Facebook

Threaded comments atau komentar berulir/beralur atau komentar bercabang (disebut juga komentar bersarang) biasa kita lihat pada blog-blog dengan platform wordpress, meskipun blogspot yang sekarang juga support dengannya. Namun apa jadinya jika facebook menggunakan fitur ini? tentu asyik khan, kita bisa membalas komentar atau kita bisa mengomentari komentar.
"Tapi sampai saat ini facebook khan belum menerapkannya?", siapa bilang, facebook sudah menerapkannya. Memang tidak/belum pada semua akun sih. Lebih tepatnya khusus untuk fanspage, meskipun belum semua fanspage yang menikmati fitu ini, "lho??".. Ya emang sebagian fanspage belum support dengan threaded comment, nunggu giliran kali.
Ini contoh fanspage yang telah menikmati threaded comment:
Fanspage Darwis Tere Liye, cek di http://www.facebook.com/darwistereliye
Ini contoh fanspage yang belum support threaded comment:
Fanspage Mario Teguh, cek di http://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh

Mungkinkah yang support threaded comment adalah fanspage yang memiliki fans banyak dengan jumlah minimal tertentu? jawabnya tidak, coba lihat ini:
Fanspage Darwis Tere Liye dengan 81.954 orang yang me-like
bandingkan dengan ini:
Fanspage Mario Teguh dengan 7.003.243 orang yang me-like

Terlihat Darwis Tere Liye yang me-like lebih sedikit dari Mario Teguh, tapi telah menikmati fitur threaded comment, sedang Mario Teguh Belum.

Tapi.. eitss, tunggu dulu, bukankah fanspage Darwis Tere Liye itu bukan fanspage/halaman ? lihat saja link-nya, "http://www.facebook.com/darwistereliye". Kalau fanspage/halaman harusnya link-nya seperti ini: "http://www.facebook.com/pages/darwistereliye" seperti link pada fanspage Mario Teguh "http://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh". Iya khan??

Mungkin juga, namun coba kita lihat screenshot di bawah ini:

Aneh memang, link-nya menunjukkan akun fb biasa, tapi kok keterangannya "Halaman"?, mungkin itu awalny akun biasa, kemudian dirubah menjadi fanspage. Sudah banyak tutorialnya lho, silahkan googling sendiri..

So, kita tunggu giliran saja, budayakan antri ya. :-)

2 komentar:

FREE EBOOK: AL-QURAN DI HATI SEORANG MUSLIM

Bismillahi wal hamdulillah..

Kali ini saya akan membagikan ebook gratis untuk sahabat semua, ebook ini ditulis oleh Muh. Mu’inudinillah Basri, MA dengan murajaah Zulfi Askar, dan dipublikasikan oleh islamhouse.com dalam judul asli yang berbahasa Arab : Al-Quran fii qolbil muslim. Adapun cuplikan singkat dari isi ebook ini adalah sebagai berikut:

Ada beberapa pertanyaan yang selalu menggelayuti hati ketika melihat kondisi kaum muslimin. Pertanyaan itu sebagai berikut :



Bukankan Allah itu Maha Penyayang dan sangat menyayangi umat beriman ?


Bukankan Allah itu Maha berkuasa dan mampu menjayakan kaum muslimin ?

Bukankan Al Quran yang kita baca dalam shalat kita adalah sumber kebahagiaan, kejayaan, kemakmuran bagi yang mengamalkannya ?

Bukankah kaum muslimin itu umat terbaik yang diutus untuk memimpin, bukan dipimpin umat lain, mendidik bukan dididik umat lain ?

Bukankah umat Islam dijadikan Allah sebagai umat yang satu ?
Terus kalau kita ingin memproyeksikan hakekat di atas dengan kondisi kaum muslimin pada masa kini, maka hasilnya akan menuntut kita untuk lebih merenung, dimana kejayaan kaum muslimin?, dimana harga diri kaum muslimin, bahkan dimana harga darah seorang muslim di mata kaum muslimin sendiri?, dimana kepemimpinan, kejayaan kaum muslimin di atas kaum yang lainnya?, dimana solidaritas sesama kaum muslimin dalam skala nasional maupun internasional?.

.......................

Simak kelanjutannya dengan mengunduh ebook gratis ini:

1 komentar:

Falsafah Budaya Sepasaran

Selepas jamaah sholat Maghrib, Maghrib ke 9 dari bulan Oktober,  di masjid di suatu daerah, sang imam memulai ceramah singkat yang memang sudah menjadi kebiasaan di masjid itu. Akupun mengurungkan niat untuk dzikir dan khidmat mendengarkan untaian taushiah yang hendak disampaikan sang imam.

Diawal ceramah, sang imam menjelaskan bahwa nanti di akhirat akan ada golongan yang dimasukkan neraka karena kebodohannya. Kebodohan golongan tersebut adalah mengikuti pemimpin tanpa menyaring atau menimbang perbuatan pemimpin dengan timbangan syariat Islam, mereka ikut saja tiap apa yang disampaikan pemimpin. Mereka tidak peduli perbuatan tersebut dibenarkan syariat Islam atau dilarang. Di dalam neraka, golongan tersebut berdoa pada Alloh agar pemimpin yang telah menyesatkan mereka diazab dua kali lipat dari azab yang mereka terima.

Dari penjelasan tersebut, sang imam mengajak para makmum, yang saat itu ada sekitar 15-an jamaah pria, untuk tidak mengikuti perbuatan siapapun tanpa menimbangnya terlebih dahulu dengan syariat islam. Yang dalam arti sang imam mengajak jamaah untuk menimba ilmu tentang syariat islam, karena bagaimana mungkin kita bisa menimbang suatu perkara dengan syariat Islam jika kita belum mengetahui bagaimana syariat Islam itu? Sehingga dalam hal ini mutlak diperlukan pengetahuan yang cukup dalam arti kita harus banyak belajar dan menuntut ilmu dan jangan sampai bodoh terhadap syariat Islam. Sebuah anjuran yang sangat mulia menurut saya saat mendengarkan taushiah beliau.

Sesaat kemudian sang imam berpindah topik, yakni memulai pembahasan tentang shodaqoh. Namun bukan shodaqoh dalam bentuk yang biasa kita pahami selama ini, namun lebih berarti shodaqoh dalam bentuk adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa, yakni selametan. Pembahasan oleh sang imam lebih difokuskan pada shodaqoh/selametan kelahiran.

Sang imam menjelaskan makna shodaqoh yang biasa dilakukan masyarakat saat sepasaran bayi, yakni saat bayi umur 5 hari. Dimana pada saat itu para orang tua mengadakan selametan dengan kulub (biasanya dari daun wangon) dan mbel-mbel (dari bahan ketan). Kulub yang dalam KBBI disebut rebusan sayur, (masih menurut penjelasan sang imam) mengandung falsafah yang mendalam jika ditinjau dari syariat islam. Secara bahasa, yakni bahasa Arab kulub berarti Qulub/Qolbun atau hati. Secara wujud, kulub itu lembut tidak keras, dengan ini diharabkan sang bayi nantinya mempunyai hati yang lembut tidak keras sehingga mudah menerima kebenaran.

Yang berikutnya adalah wangon, yakni bahan sayuran yang dibuat kulub hendaknya diambilkan dari daun wangon. Secara bahasa, wangon mirip dengan kata angon dalam bahasa Jawa (kali ini tidak dikaitkan dengan bahasa Arab). Angon berarti menggembala, biasa dimaknai dengan mengatur, memelihara, merawat bisa juga mandiri dan bertanggungjawab. Sehingga diharapkan sang bayi nanti dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab. Kemudian sang imam menjelaskan, selametan dengan wangon lebih baik daripada dengan gule kambing misalnya, karena meskipun gule kambing lebih enak, namun tidak ada falsafah yang bisa digali dari gule kambing tersebut.

Pejelasan berikutnya mengenai mbel-mbel (disebut juga iwel-iwel untuk daerah Surabaya). Bahan mbel-mbel/iwel-iwel dianjurkan dari bahan ketan, sehinggga terasa lebih lengket kuat melekat. Ini mengandung falsafah yang tak kalah dalamnya, yakni diharapkan doa-doa dari orang tua sang bayi nantinya selalu melekat kuat atau senantiasa mengiringi sang bayi sampai dewasa kelak.

Dengan penjelasannya sang imam berharap para jamaah yang biasa melakukan adat sepasaran semakin mantab dalam menjalankannya dan tidak ragu-ragu lagi karena adat sepasaran tidak menyalahi syariat Islam. Kemudian sang imam mengajak jamaah untuk melestarikan budaya sepasaran tersebut, karena adat selametan sepasaran bayi tersebut mengandung faidah yang agung dan sangat bermanfaat bagi bayi. Demikian taushiah dari sang imam yang kemudian diakhiri dengan doa.

Yang agak rancu menurut saya adalah penjelasan sang imam yang pertama kali yang mengajak jamaah untuk tidak mengikuti siapapun tanpa mengetahui dasarnya dari syariat Islam. Namun saat penjelasan tentang selametan, sang imam mengajak jamaah untuk melestarikan budaya selametan sepasaran, walaupun dalam penjelasannya sang imam tidak menunjukkan dalil (dasar hukum) satupun baik dari Al Quran maupun Al Hadits tentang disyariatkannya adat sepasaran. Jikapun menyebut ayat Al Quran (tentang kata Qulub di Al Quran), ayat tersebut tidak menyebutkan tentang disyariatkannya adat sepasaran namun hanya menjelaskan tentang hati. Sehingga tampak dalilpun dipaksakan, dihubung-hubungkan dengan Al Quran dan bahasa Arab, agar adat tersebut tampak Islami. Dan yang lebih parah lagi, sang imam membandingkan wangon dengan gule kambing, dan menganjurkan untuk selametan/shodaqohan dengan wangon saja karena maknanya lebih dalam dan mengena. Padahal kita tahu, gule kambing saat kelahiran bayi itu identik dengan aqiqoh (dilaksanakan pada hari ke 7) yang mana dalil-dalil tentang aqiqoh telah shahih dan tidak ada ulama yang berselisih tentang disyariatkannya aqiqoh. Namun dengan begitu beraninya sang imam menganggap wangon lebih baik daripada gule kambing yang berarti sama halnya menganggap sepasaran  lebih baik daripada aqiqoh, meskipun secara tidak langsung. Dan saya sangat yakin, beliau yang berjuluk kyai di kampung dan  sering mengimami jamaah, pasti faham tentang aqiqoh.

Diawal sang imam mengajak untuk mentaati segala sesuatu yang ada landasan syariat Islam, namun di akhir penjelasan sang Imam mengajak untuk melestarikan budaya yang tidak berlandaskan syariat islam, bahkan cenderung mengabaikan salah satu syariat Islam, yakni aqiqoh.

Ya Alloh tunjukilah kami jalan yang lurus, yakni jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat pada mereka , bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang tersesat. Aamiin.

3 komentar:

1 Tamparan untuk 3 Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air, sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk dicarikan seorang guru agama, kyai atau siapa saja yang bisa menjawab
3 pertanyaannya.

Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kyai dari kampung yang terkesan sangat lugu

Pemuda : Anda siapa ? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya ?

Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.

Pemuda : Anda yakin ? Sedangkan Profesor dan banyak orang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:

1.Kalau memang ALLAH itu ada, tunjukan wujud ALLAH kepada saya

2. Apakah yang dinamakan TAKDIR

3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah ALLAH tidak pernah berfikir sejauh itu?

TIBA-TIBA KYAI TERSEBUT MENAMPAR PIPI PEMUDA TADI DENGAN KERAS.

Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya?

Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.

Kyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?

Pemuda : Ya!

Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!

Pemuda : Saya tidak bisa.

Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan ALLAH tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda : Tidak.

Kyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?

Pemuda : Tidak.

Kyai : Itulah yang dinamakan " TAKDIR ".

Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda : Kulit.

Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda : Kulit.

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Sakit.

Kyai : Walaupun setan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika ALLAH menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk setan.

Mendengarkan jawaban si kyai, pemuda tadi bengong, tidak tahu mau menjawab dengan alasan apa lagi. Sesungguhnya memang benar apa yg dikatakan oleh kyai tersebut.

_____________________________

(Ini merupkan kisah lama, tapi bagus juga untuk mengingatkan. Siapa tahu kita bertemu orang JIL, atheis, mu'tazilah atau Sepilis yang terbiasa memakai logika dan akal)

Sumber: www.facebook.com/pages/Syababul-Muslim/308203709222699

1 komentar:

Mari Murnikan Yang Kita Makan

Allah berfirman:

“Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” 
(QS. Thaaha:81)

Telah bersabda Nabi Muhammad  Sholallohu 'alihi wasallam :
"Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul do’anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya, sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram, maka api neraka lebih layak membakarnya."
(HR. Ath-Thabrani)

Sesungguhnya Allah baik dan tidak mengabulkan (menerima) kecuali yang baik-baik. Allah menyuruh orang mukmin sebagaimana Dia menyuruh kepada para rasul, seperti firmanNya dalam surat Al Mukminun ayat 52: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan-makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shaleh.” 

Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah 172: 
“Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik.”

Kemudian Rosululloh Sholallohu 'alihi wasallam menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan wajahnya kotor penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya berseru: 
“Ya Robbku, Ya Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi makan dari yang haram pula. Jika begitu bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? 
(HR. Muslim no. 2343 kitab Az-Zakah, bab Qabulush Shadaqah minal Kasbith Thayyib)

Wallahul musta'an ..

1 komentar:

Sholat Sambil Gendong Anak

Apakah kita boleh shalat sambil menggendong anak?

Jawab:
Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin rh. menjawab,
“Shalat wanita sambil
menggendong anaknya tidak apa-
apa bila anaknya dalam keadaan suci dan memang butuh digendong
karena mungkin anaknya menangis
dan bisa menyibukkan kita apabila
tidak menggendongnya.

Telah pasti kabar yang datang dari
Nabi saw yang menyebutkan beliau
pernah shalat sambil menggendong
cucu beliau Umamah bintu Zainab
bintu Rasulullah saw.

Ketika itu Rasulullah saw shalat mengimami orang-orang dalam keadaan Umamah dalam gendongan beliau. Bila berdiri, beliau menggendong Umamah dan di saat sujud beliau meletakkannya.

Apabila kita melakukan hal tersebut maka tidak apa-apa, tetapi yang lebih utama tidak melakukannya melainkan jika ada kebutuhan.”

(Nurun ‘alad Darb, hlm. 17)

3 komentar:

Islam Tentang Mencari Nafkah Keluarga

Allah SWT berfirman menyebutkan
kewajiban suami ini:
“Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang ma’ruf.”
(Al-Baqarah: 233)

Ketika Mu’awiyah bin Haidah ra.
bertanya kepada Rasulullah r:
“Wahai Rasulullah, apa hak istri salah seorang dari kami terhadap
suaminya?”
Beliau menjawab:
“Engkau beri makan istrimu bila
engkau makan, dan engkau beri
pakaian bila engkau berpakaian.
Jangan engkau pukul wajahnya,
jangan engkau jelekkan dan jangan
engkau boikot kecuali di dalam
rumah.”
(HR. Abu Dawud no.1830
dan Ibnu Majah no. 1840.
Dihasankan oleh Asy-Syaikh Muqbil
dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/202)

“Apabila seorang muslim memberi
nafkah kepada keluarganya dan dia
mengharapkan pahala dengannya
maka nafkah tadi teranggap sebagai
sedekahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 55,
4006, 5351 dan Muslim no. 1002)

Rasulullah saw ketika haji Wada’
berkhutbah di hadapan manusia.
Setelah memuji dan menyanjung
Allah, beliau memberi peringatan
dan nasehat. Kemudian beliau bersabda:

“Ketahuilah, berpesanlah tentang
kebaikan terhadap para wanita (para
istri) karena mereka hanyalah
tawanan di sisi (di tangan) kalian,
kalian tidak menguasai dari mereka
sedikitpun kecuali hanya itu,
terkecuali bila mereka melakukan
perbuatan keji yang nyata.
Maka bila mereka melakukan hal itu, boikotlah mereka di tempat tidurnyadan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas.
Namun bila mereka menaati kalian, tidak ada jalan bagi kalian untuk menyakiti mereka.
Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian.
Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seorang yang kalian benci untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengijinkan orang yang kalian benci untuk masuk ke rumah kalian.
Sedangkan hak mereka terhadap
kalian adalah kalian berbuat baik
terhadap mereka dalam hal pakaian
dan makanan mereka.”
(HR. Tirmidzi no. 1173 dan Ibnu Majah no. 1841, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil no. 2030)

Sampaipun satu suapan yang
diberikan seorang suami kepada
istrinya, teranggap sebagai amalan
sedekah sang suami.
Demikian disabdakan Nabi saw kepada shahabat beliau, Sa’ad bin Abi Waqqash ra.:
“Dan apa pun yang engkau
nafkahkan maka itu teranggap
sebagai sedekah bagimu sampaipun
suapan yang engkau berikan ke
mulut istrimu.”
(HR. Al-Bukhari no.5354 dan Muslim no. 1628)

Dalam riwayat Muslim disebutkan:
“Tidaklah engkau menafkahkan satu
nafkah yang dengannya engkau
mengharap wajah Allah kecuali
engkau akan diberi pahala
dengannya sampaipun satu suapan
yang engkau berikan ke mulut
istrimu.”

Al-Muhallab berkata:
“Nafkah untuk keluarga hukumnya wajib dengan ijma’ (kesepakatan ulama). Adapun penetap syariat (yakni Allah –red) menamakannya dengan sedekah hanyalah dikarenakan kekhawatiran adanya sangkaan bahwa mereka tidak akan diberi pahala atas kewajiban yang mereka tunaikan.
Mereka telah mengetahui pahala
sedekah, maka Penetap syariat
mengenalkan kepada mereka bahwa nafkah/infak yang mereka keluarkan (untuk keluarga) adalah sedekah mereka sehingga mereka tidak mengeluarkan sedekah itu kepada selain keluarga, kecuali setelah mereka mencukupi keluarga mereka.
Dan penamaan infak ini dengan
sedekah adalah dalam rangka
mendorong mereka agar
mendahulukan sedekah yang wajib
(yaitu memberi nafkah kepada
keluarga) daripada sedekah yang
sunnah.”
(Fathul Bari, 9/600)

Namun tentunya nafkah itu barulah
bernilai sedekah bila dibarengi
dengan niat karena Allah sebagaimana ditunjukkan dalam
hadits Sa’ad di atas.

Al-Imam An-Nawawi rh berkata ketika menerangkan hadits Abu Mas’ud Al-Anshari ra.:
“Hadits ini menerangkan
bahwa yang dimaukan dengan
sedekah dan nafkah secara mutlak
dalam hadits-hadits yang ada adalah
bila orang yang mengeluarkannya itu ihtisab, maknanya ia menginginkan wajah Allah dengan nafkah tersebut.
Sehingga bila seseorang memberikan nafkah dalam keadaan
lupa atau kacau pikirannya, tidaklah
ia mendapatkan nilai sedekah seperti yang dinyatakan dalam hadits ini, namun yang masuk dalam hadits ini hanyalah bila seseorang itu muhtasib (mengharapkan pahala), ia ingat kewajibannya untuk memberikan infak kepada istri, anak-anaknya, budaknya dan orang-orang
yang wajib ia nafkahi selain
mereka…”
(Syarah Shahih Muslim, 7/88-89)

Beliau juga berkata ketika mensyarah (menjelaskan) hadits Sa’ad ra.:
“Hadits ini menunjukkan disenanginya memberi infak dalam berbagai perkara kebaikan, dan menunjukkan bahwa amalan itu tergantung niatnya, sehingga seseorang itu hanyalah diberi pahala atas amalnya dengan niatnya.
Hadits ini juga menunjukkan bahwa memberi infak kepada keluarga akan diberi pahala bila mengharapkan wajah Allah SAW.
Sebagaimana pula dalam hadits ini
ditunjukkan bahwa perkara mubah
bila diniatkan untuk mengharap
wajah Allah SAW akan menjadi amalan ketaatan dan diberi pahala
karenanya.
Nabi saw memberi peringatan tentang hal ini dengan sabda beliau:
“Sampaipun satu suapan yang
engkau berikan ke mulut istrimu,”
sementara istri termasuk bagian
dunia yang paling khusus bagi
seorang laki-laki, tempat
pelampiasan syahwatnya dan
tempat kelezatannya yang mubah.
Biasanya menyuapi istri hanya terjadi ketika sedang bercengkerama, berlemah lembut dan bercumbu dengan sesuatu yang mubah. Bila dipikir, keadaan seperti ini tentunya sangat jauh dari ketaatan dan perkara-perkara akhirat.
Namun bersamaan dengan itu, Nabi saw mengabarkan bila si suami
memaksudkan suapan tersebut
dalam rangka mengharap wajah
Allah SWT maka ia akan memperoleh pahala dengan perbuatan tersebut.

Wallohu a'lam
(asysyariah.com)

0 komentar:

Doa Memohonkan Ampun Orang Tua

Alhamdulillah abis baca Doa Memohonkan Ampun Orang Tua nih - baca disini ya http://goo.gl/gNO1F

0 komentar:

Kembali..

Telah lama aku vakum dari dunia blogging. Lebih dari 3 bulan beberapa blog yang ku kelola terbengkalai begitu saja. Kini aku mencoba kembali, meraih sisa-sisa mimpi yang sempat pergi. Semoga tidak terlambat untuk berbenah, sampaikan amanat walau satu ayat.
Selamat datang kawan, aku hadir bersama Ramadhan.
Marhaban Ya Ramadan.. 1433 H.
-----------------
Melengkapi kebahagiaanku bulan ini, aku share foto putri pertama dan tercintaku yang baru lahir tanggal 7 Juli 2012 kemaren. Alhamdulillah..
Afifa Imroatush Sholiha
Sabtu, 7 Juli 2012 / 19 Sya'ban 1433 H

0 komentar:

Menjaga Mulut

بـــسم الله الرحمن الرحيم

Sudah sering kita mendengar nasihat dari para ulama dalam ceramah-ceramah mereka, tentang pentingnya menjaga perkataan atau lesan kita. Salah satu nasihat tentang menjaga lesan atau mulut yang populer adalah:

سلامة الإنسان في حفظ اللسان
Salaamatul insaan fii hifdhzil lisaan..
"Selamatnya manusia itu tergantung dari (bagaimana ia menjaga) mulutnya.."

dalam hadits shahih, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam :

من كان يؤمن بالله واليوم الاخر، فليقل خيرا أو ليصمت

Man Kaana yu`minu billaahi wal yaumil aakhir, fal yaqul khoiron au liyashmut..
"Barang siapa yang beriman pada Alloh dan beriman pada hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau (kalau tidak) diamlah (saja).." (HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Huroiroh ra.)

Sungguh peran lisan amat sangat penting, bahkan dari wasiat (hadits) Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam yang lain menunjukkan bahwa dengan lisan seorang akan mendapat derajat yang tinggi dan karunia yang agung di sisi Alloh, namun dengan lisan pula manusia dapat jatuh tersungkur ke dalam jurang kehinaan.



Berikut pesan beliau:

إنّ العبد ليتكلّم بلكلمة من رضوان الله لا يلقي لها بالا يرفع الله بها درجات، وإنّ العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنّم

Innal 'abda liyatakallamu bilkalimati mir ridwaanillahi laa yulqii laha baalan, yarfa'ulloohu bihaa darojaatin, wa innal 'abda bilkalimati min sakhotillahi laa yulqii laha baalan yahwii bihaa fii jahannam..
"Sesungguhnya apabila seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang diridhoi Alloh (meskipun) dia (hamba) tidak begitu memperhatikan ucapannya tadi, maka dengan sebab ucapannya tadi Alloh mengangkat derajatnya, dan apabila seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai Alloh (meskipun) dia (hamba) tidak begitu memperhatikan ucapannya, maka dengan sebab ucapannya tadi Alloh melemparkan-nya (hamba) ke dalam neraka jahannam." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim).

Subhanalloh, begitu dahsyat efek dari perkataan yang keluar lewat lisan kita. Marilah sobat mula sekarang kita benar-benar berhati-hati dalam bertutur kata. Kita ingat lagi nasihat beliau Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam :

من صمت نجا
Man shomata najaa..
"Siapa yang diam, (niscaya akan) selamat.."

Sekian sobat, semoga Alloh senantiasa menjaga hati, lesan dan perbuatan kita menuju amalan yang di-ridhoi-Nya, aamiin..

0 komentar:

Hal pertama ketika kita mendengar kata orang Yahudi adalah mereka pintar diatas rata-rata manusia di dunia. produknya yang super duper hebat seperti : Processor Intel, Google, Nokia, Facebook, Senjata Nuklir dan masih banyak lagi. Selain dari realitas saat ini produk, ide dan kemajuan teknologi kaum Yahudi, kecerdasan otak bangsa Yahudi juga telah tertulis dalam kitab suci umat islam (Al Quran) bahwa Tuhan telah menjadikan bangsa mereka memiliki kelebihan diatas rata-rata manusia.

"Hai bangsa bani israel, ingatlah akan ni’mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat"
[Al Baqarah ayat 47]

Terlepas dari hal itu disisi lain ternyata kaum Yahudi memiliki kebiasaan unik dan cerdas yang melogiskan alasan kenapa mereka memiliki otak diatas rata-rata. Berikut ini Rahasia Kecerdasan mereka secara Logis dan Ilmiah:

PertamaX, pada saat kehamilan wanita-wanita Yahudi mengerjakan soal -soal ilmu pengetahuan sepeti kimia, fisika, matematika, astronomi, dan belajar mengingat ilmu sejarah sambil mengisi waktu luang.
Kedua, mereka selalu mengonsumsi minyak ikan. mereka percaya bahwa minyak ikan mampu merangsang lebih cepat kerja otak.
Ketiga, dalam hal menu makanan mereka tidak pernah menyajikan daging dan ikan dalam satu hidangan yang bersamaan. mereka percaya bahwa hidangan itu memperburuk pencernaan.
Keempat, lalu untuk menu sarapan pagi, mereka tidak langsung konsumsi karbohidrat melainkan buah-buahan agar waktu pagi tidak timbul mengantuk.
Kelima, setiap warga Yahudi, khususnya warga yahudi di Israel diwajibkan menguasai tiga bahasa yaitu hebrew, arab, dan inggris. Tiga bahasa yang memiliki perbedaan yang sangat jauh bahkan hingga ejaan tulisannya.
Keenam, pada system pendidikannya khususnya tingkat menengah mereka di paksa untuk belajar science serta wajib menghasilkan suatu produk, dan bukan sekedar riset ilmiah. Saat sekolah tinggi mereka diajarkan bisnis.
Terakhir, merokok merupakan hal tabu bagi seluruh masyarakat Yahudi. Mereka yakin nikotin memiliki multipoten untuk menimbulkan gannguan.

0 komentar:

Syirik Dosa Yang Tak Terampuni


Al-Hamdulillahi robbil 'alamiin, segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. amma ba'du.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang nasihat Luqman kepada putranya agar tidak berbuat syirik:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar." (QS. Luqman: 13)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am: 82)


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-Zumar: 65)

Tentang haramnya seorang musyrik masuk surga dijelaskan oleh firman Allah,

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maidah: 72)

Tentang dalil tidak adanya ampunan untuk orang musyrik di akhirat ditunjukkan firman Allah Ta'ala,

 إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.  Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. Al-Nisa': 48)


Adakah Taubat Bagi Pelaku Kesyirikan?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.  Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.  Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Zumar: 53)

Ayat ini berbicara tentang pelaku dosa dalam hukum dunia, sebagai kabar gembira bagi pelaku maksiat bahwa ia masih memiliki kesempatan untuk diampuni dosa jika bertaubat sebelum wafat. Bukan hanya dosa yang kategorinya maksiat saja, bahkan syirik pun masih ada kesempatan mendapat ampunan jika bertaubat sebelum wafat. Karena Allah menyebutkan, "Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya."

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً . يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً . إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَحِيماً

"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Furqan: 68-70)
Ayat di atas sangat jelas menunjukkan adanya ampunan Allah Ta'ala bagi semua dosa, sampai syirik, selama ia bertaubat sebelum wafat. Bahkan ayat menerangkan keutamaan besar bagi mereka yang bertaubat, yakni diganti keburukannya dengan kebaikan.

Hal ini berbeda dengan orang yang memberikan sesembahan kepada selain Allah dan tidak bertaubat darinya hingga wafat. Ia berjumpa dengan Allah dengan membawa dosa syirik tersebut, maka bagiannya adalah, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik." (QS. Al-Nisa': 48)

Adapun Hadits, sangat banyak sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang menjelaskan adanya harapan ampunan bagi pelaku kesyirikan yang bertaubat sebelum wafat. Di antaranya, hadits Qudsi yang dikeluarkan Imam al-Tirmidzi,

يا ابنَ آدم إنَّك لو أَتَيتَني بِقُرابِ الأرضِ خَطايا ، ثمَّ لَقِيتَني لا تُشركُ بي شَيئاً ، لأتيتُكَ بِقُرابها مغفرةً

"Wahai Anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, lalu engkau berjumpa dengan-Ku tanpa menyekutukan sesuatu dengan-Ku, pasti Aku akan datangkan kepadamu ampunan sebanyak itu."

Sahabat Jabir Radhiyallahu 'Anhu menuturkan, ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu bertanya, "Ya Rasulallah, apa dua hal yang paling menentukan?" Beliau menjawab,

مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ

"Siapa yang mati sedangkan ia tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga, pasti ia masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, pasti masuk neraka." (HR. Muslim)

Sedangkan diketahui, seseorang yang bertaubat dari dosa, ia laksana orang yang tidak melakukan dosa tersebut,

اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa." (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

____________________

Referensi:

http://www.voa-islam.com

1 komentar:

Ternyata Jadwal Shalat Shubuh Dibuat Pertama Kali oleh Kolonial Inggris dan Terbukti Keliru !!


Al-Sofwa; As-Syaikh Dr.Muhammad bin Musa Alu Nasr hafidzhahullah pada Senin 11 Oktober 2009 dalam acara Liqa Maftuh di Daurah Syar’iyyah ke-10 di Trawas Mojokerto pernah berkata terkait jadwal subuh yang terlalu cepat, ”30 menit itu terlalu banyak, kalau dikatakan selisihnya adalah 20 menit maka itu mungkin (beliau sepertinya tidak tahu Indonesia menggunakan sudut (-20°) sedangkan di Yordania (-18°), jadi berselisih 10 menit-red). Sebenarnya dahulu aku beranggapan problem ini hanya ada di negeri kami, Syam. Akan tetapi kemanapun aku pergi kujumpai problem ini. Suatu hal yang disayangkan…Aku tidak tahu siapa aktor di balik konspirasi terhadap umat Islam ini untuk merusak shalat mereka.”

Pertanyaan dan misteri di balik ini sedikit terkuak dan terungkap pada Kajian Koreksi Waktu Shubuh yang digelar di Masjid Al-Sofwa pada tanggal 26 Februari 2012 M/05 Rabi`uts Tsani 1433 H dengan pembicara al-Ustadz Agus Hasan Bashari, Lc. MAg yang telah melakukan observasi fajar shadiq di beberapa daerah di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bima, Lombok dan Bali, Papua dan daerah-daerah lainnya. Acara yang dihadiri sekitar 400-an orang ini juga menampilkan foto-foto hasil lima kali observasi fajar shadiq di Papua.

Memanglah sejak zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kaum muslimin senantiasa menentukan waktu-waktu sholat dengan cara melihat pergerakan matahari dan pergerakan benda-benda langit. Namun sejak pemerintah kolonial Inggris di Mesir menugaskan Lehman dan Melthe (1908-1909) untuk menetapkan penanggalan termasuk waktu-waktu shalat, kaum muslimin cenderung mengandalkan perhitungan tersebut dan mulai meninggalkan cara-cara tradisional yang mengandalkan pada fenomena alam.

Dr. Ismail Khalifah, pakar ilmu ukur Fakultas Teknik Universitas Al-Azhar Mesir dan Ketua Badan Otoritas Pengukuran Umum Mesir dalam tulisannya Muqaddimah Falakiyah halaman 8 menjelaskan,”Sesungguhnya Badan Otoritas Pengukuran Umum Mesir mengadakan perhitungan tentang jadwal shalat shubuh (fajar shadiq) ketika matahari dalam posisi (-19°) di bawah ufuk. Ini berdasarkan rekomendasi dua pakar asing, yaitu Lehman dan Melthe yang diperintahkan untuk mengadakan kajian di Aswan tentang syafaq pada musim hujan tahun 1908, keduanya menerbitkan hasil riset dan merekomendasikannya pada tahun 1909.”

Ketika itu penetapan ini diakui oleh masyarakat Mesir menyelisihi waktu-waktu shalat yang dipakai pada masa Muhammad Ali Basya dan Negara Turki Utsmaniyah yang mengandalkan bayangan matahari dan analoginya serta berdasarkan terbitnya fajar shadiq. Terlebih lagi penetapan ini juga berseberangan dengan ilmu astronomi yang mematok sudut (-18°) di bawah ufuk sebagai awal munculnya hamburan cahaya di atas langit.(Lihat Fajar Astronomi versi USNO ; juga lihat Definition of Twilight). Jadi penetapan Lehman dan Melthe benar-benar lebih dini dan jauh lebih malam dari kriteria ilmu astronomi itu sendiri. Hasil riset dua insinyur Inggris inilah yang akhirnya ditiru dan diterapkan oleh hampir semua negara muslim tanpa dilakukan observasi dan uji keilmiahan sebelumnya.

Pada tahun 1975 dengan alasan kehati-hatian, Saadoedin Djambek yang oleh sebagian orang disebut sebagai mujaddid al-hisab Indonesia menambah kriteria Mesir yang memang sudah menyalahi ilmu astronomi itu menjadi (-20°) di bawah ufuk sehingga menjadi semakin dini dan lebih malam lagi.(Silakan lihat kembali DKM Al-Sofwa Adakan Kajian Bulanan KOREKSI WAKTU SHALAT SHUBUH )

Sudah tepatkah penetapan sudut -20°, -19° ,-18° di bawah ufuk itu? Nyatanya di Inggris sendiri, yang berpatokan pada (-18°) di bawah ufuk untuk fajar astronomi, organisasi Islam di University of Anglia Norwich berdasarkan observasi yang melibatkan pakar astronomi menerapkan (-15°) untuk awal waktu shubuh! Demikian juga ISNA (Masyarakat Islam Amerika Utara) menetapakan (-15°) serta penelitian di Dahna’ (150 km dari Riyadh) Lembaga Penelitian Falak dan Geofisika Al-Malik Abdul Aziz di Madinah KSA pada tahun 2005 menemukan bukti bahwa waktu shubuh (fajar shadiq) muncul pada sudut (-14,6°) !!! (Hasil penelitian fajar shadiq dari para pakar di dunia selengkapnya silakan lihat buku Koreksi Awal Waktu Shubuh,2010).

Hasil observasi kaum muslimin di atas ternyata sejalan dengan temuan Tim Qiblati dan banyak tim privateer lainnya (juga Tim Depsos Al-Sofwa) yang telah melakukan observasi di berbagai wilayah di Indonesia yang menunjukkan bahwa fajar shadiq terlihat jelas pada posisi (-15°) sampai (-14°) di bawah ufuk atau sekira 20-25 menit setelah adzan shubuh waktu setempat. (Lihat pengamatan di Jayapura 1 ; Jayapura 2; Jayapura 3; Jayapura 4; Jayapura 5)

“Alhamdulillah, kami telah menulis surat resmi kepada Kementerian Agama dan MUI serta telah bertemu dengan Menteri Agama, Dirjen Kemennag dan Ketua-ketua dan pengurus harian MUI terkait permasalahan waktu shubuh dan mereka semua sangat apresiatif dan mendukung upaya-upaya observasi ilmiah untuk kemashlahatan umat,” kata al-Ustadz Agus Hasan Bashari, Lc. M.Ag. “Insya Allah, geliat perbaikan dan observasi berjalan terus dan semakin meningkat. Khususnya terkait dengan Mukernas Rukyatul Hilal Indonesia di Yogyakarta dan Musyawarah Kerja Badan Hisab dan Rukyat Kemennag mendatang,” tambah ustadz yang juga dijadwalkan sebagai salah satu pembicara pada acara tersebut.

Jadi setelah ini, tidakkah Anda dan keluarga Anda tergerak untuk melihat sendiri secara langsung fenomena alam yang menakjubkan ini? Tidak perlu setiap hari, cukup sesekali saja sehingga Anda dan keluarga Anda merasa nyaman dan bersyukur kepada Allah melihat tanda-tanda Kebesaran-Nya di alam semesta ini... (sd).

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 190-191)

لَعَّلَكُمْ سَتَدْرِكُوْنَ أقْوَامًا يُصَلُّوْنَ صَلاَةً لِغَيْرِ وَقْتِهَا فَإذَا أدْرَكْتُمُوْهُمْ فَصَلُّوْا فِيْ بُيُوْتِكُمْ فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ تَعْرِفُوْنَ ثُمَّ صَلُّوْا مَعَهُمْ وَاجْعَلُوْهَا سُبْحَةً.

"Barangkali kalian akan menjumpai kaum-kaum yang melakukan shalat di luar waktunya; jika kalian menjumpai mereka maka shalatlah di rumah-rumah kalian pada waktu yang kalian kenal, kemudian shalatlah bersama mereka dan jadikanlah itu sebagai sunnah.” (HR.Ahmad 1/379).


Silahkan download bukti-bukti hasil observasi berikut ini:

_____________________________________
http://www.alsofwah.or.id

3 komentar:

Cara Mudah Mengecek Status Hadits

Subhanalloh wal hamdulillah akhirnya saya menemukan situs dorar.net ini. Situs dorar.net atau situs Ad Durarus Saniyyah, adalah situs islami yang diasuh oleh Asy Syaikh Alwi bin Abdul Qadir Assegaf Hafizhahullah. Situs dorar.net memuat banyak info dan artikel bermanfaat yang sejalan dengan manhaj ahlussunnah wal jama’ah, insya Allah. Salah satu fitur bermanfaat yang disajikan oleh web ini adalah aplikasi web untuk mengecek keshahihan hadits menurut pendapat para ulama hadits di kitab-kitab mereka. Fitur ini sangat membantu sekali untuk mengecek status hadits dengan cepat. Namun, untuk memanfaatkan fitur ini, anda disyaratkan memiliki 2 hal:
  1. Sedikit kemampuan bahasa arab
  2. Potongan teks hadits yang akan dicari dalam bahasa arab, bukan terjemahan.
Berikut ini kami bahas bagaimana cara memanfaatkan fitur tersebut. Sebagai contoh, kita akan mengecek status hadits yang mengatakan bahwa tidurnya orang puasa adalah ibadah, namun kita asumsikan bahwa kita tidak ingat teks lengkap haditsnya, kita hanya ingat hadits tersebut mengandung kata الصائم (orang yang berpuasa) dan عبادة (ibadah).

Langkah 1
Akses alamat http://dorar.net

Langkah 2

Plih tab الموسوعة الحديثية



Langkah 3

Anda akan melihat input box bertuliskan: بحث سريع في الموسوعة الحديثية

Sebenarnya di kotak ini anda dapat memasukkan potongan hadits yang akan dicari, namun kami sarankan untuk meng-klik tulisan بحث متقدم dibawahnya untuk mendapatkan fitur pencarian yang lebih lengkap.

Langkah 4

Anda berada di halaman khusus pencarian hadits. Anda juga bisa mengakses langsung halaman ini dengan alamat http://dorar.net/enc/hadith


Ketik kedua kata tersebut, yaitu الصائم عبادة pada kotak pencarian. Jika komputer anda belum diset fasilitas font arabic-nya, anda cukup meng-klik tombol bergambar keyboard untuk membuka virtual arabic keyboard.



Lalu klik tombol بحث

Langkah 5

Aplikasi akan mencari hadits yang memuat kedua kata tersebut, baik yang keduanya bersandingan maupun terpisah oleh kata-kata lain. Berikut ini contoh hasil pencarian:



Keterangan gambar:

Merah → Hasil pencarian

Hijau → Jumlah hadits yang ditemukan dan kecepatan pencarian

Biru → Pengelompokkan hadits yang ditemukan berdasarkan kitab yang memuatnya atau nama ulama yang berpendapat

Langkah 6

Hasil pencarian:



Teks yang tercetak tebal adalah teks haditsnya:

نوم الصائم عبادة ، وصمته تسبيح ، ودعاؤه مستجاب ، وعمله مضاعف

“Tidurnya orang yang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, amal ibadahnya dilipat-gandakan pahalanya”

Keterangan hasil pencarian:

الراوي → Nama sahabat, tabi’in atau tabi’ut tabi’in yang meriwayatkan hadits. Dalam contoh di atas disebutkan: عبدالله بن أبي أوفى (Abdurrahman bin Abi Aufa)

المحدث → Nama ulama pakar hadits yang mengomentari. Dalam contoh di atas disebutkan: البيهقي (Al Baihaqi). Jika anda mengklik pada nama tersebut, akan keluar biografi ringkasnya.

المصدر → Nama kitab yang memuat perkataan / komentar ulama tersebut. Dalam contoh di atas disebutkan: شعب الإيمان (Syu’abul Iman). Jika anda mengklik namanya, akan keluar informasi ringkas mengenai kitab tersebut.

الصفحة أو الرقم → Nomor halaman atau nomor tempat dicantumkannya hadits yang dicari dalam kitab yang dimaksud. Dalam contoh di atas disebutkan: 3/1437.

خلاصة حكم المحدث → Ringkasan komentar dari ulama tersebut terhadap hadits. Dalam contoh di atas disebutkan: فيه معروف بن حسان ضعيف وسليمان بن عمرو النخعي أضعف منه. (Di dalam sanadnya terdapat Ma’ruf bin Hassan, ia dhaif. Dan juga terdapat Salman bin ‘Amr An Nakha’i, ia lebih dha’if dari pada Ma’ruf)

Dari satu hasil pencarian ini bisa kita simpulkan, Imam Al Baihaqi mendhaifkan hadits tersebut karena ada perawi yang lemah, sebagaimana perkataan beliau di kitabnya yaitu Syu’abul Iman (3/1437)

Bacalah hasil pencarian selanjutnya agar pencarian anda lebih komprehensif. Klik nomor halaman di bagian paling bawah untuk melihat halaman selanjutnya dari daftar hasil pencarian.

Langkah 7, selesai.

Hasil pencarian secara default ditampilkan berdasarkan relevansi dengan kata kunci yang digunakan. Namun, anda dapat mengurutkan hasil pencarian berdasarkan tahun wafat dari ulama yang berpendapat. Caranya dengan mengklik tulisan إعادة ترتيب النتائج حسب تاريخ وفاة المحدث. di atas hasil pencarian.

Dari kasus pencarian di atas, jika kita melihat komentar para ulama hadits, kita dapatkan bahwa hadits yang menyatakan bahwa tidurnya orang yang puasa adalah ibadah tidak ada yang shahih.

Fitur tambahan

Untuk menampilkan fitur pencarian yang lebih lengkap, klik tulisan بحث متقدم , akan muncul berbagai opsi seperti pada gambar berikut:



Centang pada tulisan بحث مطابق untuk melakukan pencarian yang mengandung kata kunci yang saling bersandingan, atau dengan kata lain persis sebagaimana kata kunci yang ditulis. Contoh, pencarian dengan kata kunci الصائم عبادة akan menghasilkan:



Bila anda menginginkan hasil pencarian menampilkan hadits yang tidak mengandung suatu kata, pada kotak النتائج لا تحتوي هذه الكلمات anda bisa memasukkan kata tersebut
Anda bisa mencari secara spesifik pada sebuah kitab atau berdasarkan nama seorang atau beberapa ulama dengan menyeleksinya di kotak المحدث dan الكتاب
Anda bisa menentukan jenis hasil pencarian, ada 5 pilihan:
أحاديث صحيحة ومافي حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits shahih saja
أحاديث أسانيدها صحيحة وما في حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits beserta sanadnya yang shahih.
أحاديث ضعيفة وما في حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits dhaif saja
أحاديث أسانيدها ضعيفة وما في حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits beserta sanadnya yang dha’if.
الجميع → Semua jenis.
Centang pada تثبيت خيارات البحث jika anda ingin menggunakan opsi-opsi di atas untuk pencarian baru. Jika tidak dicentang, opsi-opsi yang anda pilih akan di-reset.

Beberapa catatan

  • Aplikasi ini hanyalah alat bantu. Untuk menyajikan data yang ilmiah, untuk keperluan karya tulis ilmiah misalnya, kami sarankan anda mengecek hasil pencarian anda pada kitab aslinya. Hal tersebut dapat anda lakukan lebih mudah karena sudah ada acuan nomor halaman atau nomor hadits.
  • Umumnya, hasil pencarian melalui web ini hanya menghasilkan kesimpulan hukum, shahih, hasan, dhaif, maudhu’ atau semisalnya. Bila ingin mengecek alasan atau hujjah ulama yang menyimpulkan hukum tersebut, silakan merujuk pada kitab aslinya.
  • Aplikasi ini tentu tidak memuat seluruh hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, sehingga hadits yang tidak ada dalam aplikasi ini belum tentu hadits palsu. Namun juga sebaliknya, kita tidak bermudah-mudah menganggap sebuah perkataan sebagai hadits Nabi sampai kita mengetahui sanadnya tercantum di salah satu kitab hadits dari para ulama.
  • Jika dalam melakukan pencarian anda menemukan istilah atau hal-hal yang membingungkan, seperti istilah-istilah jarh wa ta’dil (mis: shaduq, tsiqah, saaqith, mudallas, laa ba’sa bih, dll), atau adanya beberapa lafadz berbeda, dll, silakan bertanya kepada ustadz anda, dan jangan bermudah-mudah menyimpulkan hukum.
  • Tulisan ini dibuat pada tanggal 11 Juli 2011, tidak menutup kemungkinan situs dorar.net memperbaharui aplikasi ini di masa datang, sehingga langkah-langkah penggunaannya pun berbeda.
____________________________________________________
Sumber: http://muslim.or.id
Penulis: Yulian Purnama, S.Kom.
Artikel Muslim.Or.Id

1 komentar: