Mengenal Para Imam Perawi Hadits

Oleh  Agus Arifin Institute
Kita perlu mengenal para perawi hadits, yang biasanya kita membacanya rawahu.....( راوه) pada bagian bawah dari suatu teks hadits. Perawi yang terkenal adalah :
1. Bukhari  ( Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al bukhari) (194-256 H/773 -835M) beliau telah menulis Kitab Hadits yang memuat 600.000 hadits  kemudian beliau pilih lagi menjadi 100.000 hadits shahih dan 1000 hadits TIDAK shahih. Kitab Shahih Bukhari terdiri dari: 7124 Hadits Shahih al-Bukhari adalah karya utama Imam Bukhari. Judul lengkap buku beliau ini adalah Al-Jami’ ash-Shahih al- Musnad al-Mukhtashar min Umūri Rasūlillah Shallallahu ’alayhi wa Sallam wa Ayyamihi. Beliau menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk menyusun bukunya ini. Standar penelitian Imam Bukhari terhadap hadits adalah yang paling ketat dibandingkan ulama` hadits lainnya.
 2. Muslim ( Muslim bin al Hajjaj al Qusyairy) (204-261H/ 783-840M) menulis Kitab Shahih Muslim yang terdiri dari 7180 Hadits . Guru-guru beliau: Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Bukhari. Adapun murid murid beliau: Imam at-Tirmidzi, Abū Hatim ar-Razi dan Abū Bakr bin Khuzaimah termasuk. Buku beliau memiliki derajat tertinggi di dalam pengkategorisasian (tabwib).
 Kedua Ulama Ahli hadits ini biasa disebut dengan:
As Syaikhani (الشيخان ) dan kedua kitab Shahih beliau berdua disebut Shahihain (الصحيحين) sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh mereka berdua dari sumber sahabat yang sama disebut muttafaq alaih (متفق عليه )
 3. Tirmidzi atau Tumudzi (Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surat at Turmudzi atau at Tirmidzi ((209-279H) beliau adalah Murid Imam Bukhari. Kitab beliau yang terkenal, Jami’ at-Tirmidzi menyebutkan seputar permasalahan fiqh dengan penjelasan yang terperinci.
 4. Imam Ahmad bin Syu’aib an-Nasa`i rahimahullahu (w.303H) Buku beliau bernama Sunan al-Mujtaba. Kitab beliau lainnya adalah as-Sunan al-Kubra, dimana beberapa bagiannya telah dicetak di Bombay oleh Maulana ‘Abdush Shomad al-Katibi.
 5. Imam Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qadziani rahimahullahu (w.273H) Kitab beliau dikenal dengan sebutan Sunan Ibnu Majah. Selain buku-buku diatas, banyak buku lainnya lagi yang telah dihimpun dan dicetak yang tidak dapat kita sebutkan di sini semuanya secara mendetail. Buku Bukhari, Muslim dan Timidzi disebut dengan Jami’, disebabkan buku mereka mengandung masalah ’Aqa`id, ’ibadah, akhlaq, khabar dan lainnya. Adapun Kitab Abū Dawud, an-Nasa’i dan Ibnu Majah disebut dengan Sunan, karena buku-buku ini mengandung ahadits yang menyinggung masalah duniawi (mu’amalah).
 6. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu (164-241H) Karya beliau yang paling utama adalah Musnad Ahmad yan tersusun dari 30.000 ahadits dalam 24 juz dan kebanyakan riwayat terdapat dalam buku ini. Imam Ahmad rahimahullahu tidak mengkategorisasikan bukunya menuru tema, namun beliau lebih cenderung mengkategorisasikannya menurut riwayat-riwayat sahabat berdasarkan nama-nama mereka yang meriwayatkan hadits. Ulama` mesir terkemuka, Muhaddits Muhammad Ahmad Syakir mengambil tanggung jawab mengkategorisasikan buku ini berdasarkan tema dan sejauh ini beliau telah mencetak 15 jilid dan pekerjaan beliau masih berlangsung hingga kini.
 7. Abū Dawud Asy’ats bin Sulaiman as-Sijistani rahimahullahu (204-275H) Karya utama beliau dikenal dengan sebutan Sunan Abi Dawud. Buku beliau ini, utamanya menggabungkan antara riwayat-riwayat yang berkaitan dengan ahkam dengan ringkasan (kompendium) permasalahan fiqh yang berkaitan dengan hukum. Bukunya tersusun dari 4.800 ahadits. Al Khathaby mengomentari bahwa Kitab Sunan Abu Dawud itu adalah kitab yang lebih banyak fiqh-nya daripada Kitab As Shahihain.

0 komentar: